Dalam Pengawasan Babinsa Wiyung, Korban Yang Sempat Dijadikan Pengemis Oleh Penculik

Serma Sugeng Hariyono Bersama Nafilla
SURABAYA ,- Beberapa hari ini, Babinsa Kelurahan Wiyung Serma Sugeng Hariyono memberikan perhatian ekstra untuk melakukan pendampingan kepada Nafilla (14) Siswi Kelas V SD MI Bahrul Ulum Jl. Wiyung II No.10 Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung Kota Surabaya.

Nafilla merupakan korban penculikan yang terjadi pada hari Minggu tanggal 5 Maret 2017 kurang lebihnya pukul 17.00 WIB pulang dari mengaji, ia sempat dibawa ke suatu tempat dan disekap selama 1 hari dan dipaksa untuk mengemis dari satu Bus ke Bus lainnya. Selanjutnya pada hari Senin tanggal 6 Maret 2017, ia berhasil meloloskan diri dari para penculiknya.

Bersama Serma Sugeng Hariyono, Media Center Kodim 0832 menemui korban dan keluarganya di rumah kontrakannya yang terletak di kawasan Wiyung, Kamis (23/03/2017) malam.
“Saya pulang dari mengaji mau beli bakso di dekat Mushola, tapi belum sempat beli bakso, ada 1 orang ciri-cirinya laki, tinggi, padat berisi, rambut panjang sebahu, atas mulut sebelah kiri ada bekas jahitan, ia mendekati saya menepuk bahu sebelah kanan. Lalu saya ditawari mau dibelikan ice cream tapi saya tidak mau. Lalu tangan saya dipegang dan ditarik, saya diajak ke Mobil Avanza Warna Hitam huruf depannya AE. Ciri-ciri mobilnya, kap depan ada skotlet warna merah lebarnya tiga puluhan centimeter sampai ke belakang. ”, kata Nafilla.

Siswi yang sering dipanggil Nabila oleh teman-temannya tersebut menambahkan, di dalam mobil sudah ada 2 orang laki (rambut panjang sebatas punggung dan rambut pendek tapi bagian depan rambutnya panjang) dan 1 perempuan rambut lurus panjang diatas pinggang. Menurut perasaan Korban, saat itu di dalam mobil seperti ada kakak iparnya, korban sempat heran padahal kakaknya tidak bisa mengemudi mobil, begitu pintu mobil ditutup wajahnya berubah jadi orang lain (bukan kakaknya).

Setelah itu mata korban juga ditutup pakai hasduk pramuka dan mulutnya diplester. Begitu tiba di suatu lokasi kurang lebihnya pukul 21.30 WIB ia merasa seperti dalam gedung, ia melihat sudah banyak anak di situ, sempat menghitung jumlahnya 29 anak.
“Seperti di Gedung, setelah mata dibuka saya melihat sudah ada anak-anak jumlahnya banyak. Lalu saya hitung, jumlahnya 29 anak, bahkan ada yang paling kecil seperti baru bisa berjalan umurnya mungkin 1.5 tahun, sepertinya saya yang paling besar”, imbuhnya.

Masih di dalam gedung itu, korban menceritakan bahwa dirinya mendengar pelaku berbicara melalui telpon diloudspeaker, ia mendengar ada pembicaraan antara pelaku dengan seseorang. Saat itu korban mendengar, bahwa pelaku mengatakan “gimana jadi ta”, lalu dijawab iya jadi, kan janjinya besok jam 12 siang. Lalu pelaku (ada bekas jahitan di atas mulut) mengatakan  kalau besok jam 12 siang saya tidak bisa karena ada anak baru, lalu dijawab sekarang aja.

Tidak berapa lama datang 2 (dua) Orang yaitu laki dan perempuan seperti warga keturunan, selanjutnya orang tersebut mengambil salah satu anak. Korban mendengar pelaku memanggilnya dengan nama Aulia, anaknya cantik, mungkin 4 tahunan. Pelaku mengatakan ke Aulia kalau sama bapak ini jangan nakal, Aulia diam saja menganggukkan kepala. Selanjutnya dimasukkan ke dalam Mobil Jazz warna putih. Sebelum pergi, orang tersebut yang laki memberikan tas kresek hitam kepada  pelaku.

Dari pengakuan Nabila selanjutnya, rambutnya juga dipotong pendek oleh pelaku perempuan. Bahkan pelaku dalam menjalankan aksinya seperti memakai ritual, karena ia disuruh makan kembang dan dimandikan air kembang oleh pelaku perempuan. Mulai dini hari sampai siang hari ia dipaksa mengemis di dalam Bus-Bus secara bergantian, satu pelaku laki mengikuti di dalam Bus untuk mengawasinya, bahkan Mobil pelaku juga mengikutinya dari belakang Bus.

Dalam menghadapi suasana seperti itu, yang patut ditiru oleh anak-anak lainnya adalah, keberanian dan kecerdikkan Nabila. Otaknya terus berputar mencari cara untuk bisa meloloskan diri, ternyata di wilayah Mojokerto korban berhasil lolos. Senin (6/03/2017) siang, ketika pelaku lengah dan pada saat ada penumpang keluar masuk Bus, maka korban langsung melompat, dan terjatuh lalu segera bangun kembali untuk berjalan gegas menuju Pos Polisi Jampi Rogo.

Nabila melaporkan dan menceritakan siapa dirinya dan peristiwa apa yang baru saja dialaminya, Petugas yang ada di dalam Pos Polisi Jampi Rogo langsung menghubungi Polsek Wiyung Surabaya untuk mengklarifikasi kasus kehilangan anak di wilayahnya apakah sudah ada laporan. Karena sebelumnya memang keluarga korban sudah melaporkan kasus ini, setelah pasti maka Petugas minta kepada keluarga korban untuk menjemput Nabila di Pos Polisi Jampi Rogo, agar dibawa ke Polsek Wiyung Surabaya sebelum pulang ke rumah.

Pada pukul 21.45 WIB, Nabila sampai di rumahnya dan disambut oleh Babinsa Kelurahan Wiyung Serma Sugeng Hariyono. Selanjutnya pada hari Kamis 9 Maret 2017, sekira pukul 09.00 WIB Serma Sugeng Hariyono dimintai keterangan oleh Kapolsek Wiyung. Dan pada malam harinya sekira pukul 19.00 WIB, dengan didampingi oleh Serma Sugeng Hariyono, keluarga korban dimintai keterangan di Polsek Wiyung.

Perlu diketahui, pada saat Nabila di dalam Bus, ia berusaha keras mendapatkan pinjaman HP Penumpang supaya bisa menghubungi keluarganya. Namun menurut pengakuan Nabila, justru yang pertama kali dihubungi olehnya adalah Anggota Koramil 0832/06 Karangpilang yaitu Babinsa Kelurahan Wiyung Serma Sugeng Hariyono. Dari screenshoot yang dikirim ke Media Center Kodim 0832, diketahui bahwa memang pada hari Senin tanggal 6 Maret 2017 pukul 11.52 WIB Nabila kirim pesan kepada Babinsa tersebut “pak sugeng aq minta tolong pak aq dibwa orang aq disuruh minta” pak tlong kbari sma orang tuaku aq takut pak aq minta tlong”.

Karena belakangan ini begitu maraknya hoax (berita palsu) terkait penculikan, saat itu Serma Sugeng Hariyono juga sempat mengira dan berpikir apakah pesan yang ia terima termasuk hoax. Untuk menjawab keraguannya, maka Babinsa tersebut menanyakan dimana sekolahnya. Setelah yakin bahwa Nabila sekolah di wilayah binaannya, maka Serma Sugeng Hariyono langsung mendatangi sekolahan yang dimaksud.

Begitu sampai di sekolahan Nabila, saya sudah merasa, karena saya lihat wajah guru-gurunya jelas sekali menunjukkan kesedihan.
“Dalam hati saya, berarti benar pesan yang telah dikirimkan Nabila ke FB Messenger saya. Sebelum Guru-Guru mengatakannya, saya katakan bahwa saya sudah tahu semuanya”, kata Babinsa yang memang dikenal sangat akrab dengan anak-anak sekolah di wilayah binaannya karena sering memberikan Wasbang (Wawasan Kebangsaan).

Pasca lolos dari penyekapan para penculik dan takut jaringannya terbongkar, ada dugaan pelaku akan mengulangi kembali untuk menculik Nabila. Karena beberapa hari yang lalu, ada orang laki mendekatinya.
“Saat Dhuhur di Sekolah, ada orang laki tanya ke saya “kamu kenal Nabila”, saya jawab “ya saya sendiri”, lalu orang tersebut mengatakan “orang tuamu sakit, cepat pulang dengan saya” lalu saya jawab“saya mau pulang tapi ijinkan ke Guruku dulu” lalu orang tersebut pergi. Saya tidak percaya orang itu, karena Bapak saya baru saja ke sekolahan”, kata Nabila, yang sudah ditinggal Ibunya meninggal  4 tahun yang lalu.

Ia mengingat-ingat lalu menambahkan, sepertinya orang yang mau ngajak saya kemarin itu ada temannya tapi hanya 1 (satu) Orang, tapi kok memakai pakaian seragam sekolah, lalu yang pakai seragam sekolah memanggilnya Bapak.

Menghadapi situasi yang tidak diinginkan, Serma Sugeng Hariyono berupaya membantu memberikan pengawasan dan berharap kepada keluarganya dan pihak Sekolah untuk mengawasi anak didiknya, terutama Nabila karena baru mengalami penculikan, kasihan dia trauma dan ketakutan.
“Tadi pagi saya antar sekolah, sekalian saya titipkan Kepala Sekolah, informasi terakhir dia menangis mencari saya kerana takut diculik lagi, terus dia dijemput orang tuanya minta pulang , saya piket koramil pak”, kata Babinsa Kelurahan Wiyung kepada Media Center Kodim 0832 via Aplikasi Pesan, Jumat (24/03/2017).


(MCDim0832_Srt Ags)

No comments