Surabaya Gender Award 2016, Wiyung Angkat Isu Pendidikan & KDRT terhadap Anak

SURABAYA ,- Lomba Gender bisa menjadi pilihan, yang bertujuan untuk memberikan peningkatan pemahaman kesetaraan dan keadilan Gender bagi masyarakat. Kota Surabaya misalnya, Lomba Surabaya Gender Award 2016 dilaksanakan mulai tanggal 26 dan 27 Oktober 2016 di Royal Plaza surabaya.

Istilah Gender menurut para Ilmuwan Sosial, adalah untuk menjelaskan mana perbedaan Perempuan dan Laki-Laki yang bersifat diskonstruksikan, dipelajari dan disosialisasikan. Perbedaan ini sangat penting, karena selama ini kita sering mencampur adukkan ciri-ciri manusia yang bersifat non kodrat yang sebenarnya bisa berubah atau diubah.

Pembedaan peran Gender ini sangat membantu kita, untuk memikirkan kembali tentang pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada Perempuan dan Laki-Laki dengan mengenali perbedaan Gender sebagai sesuatu yang tidak tetap, tidak permanen. Akan memudahkan kita untuk membangun gambaran tentang realita relasi Perempuan dan Laki-Laki yang dinamis, agar lebih tepat dan cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat.

Secara sederhana perbedaan Gender telah melahirkan perbedaan peran, sifat dan fungsi yang terpola yaitu konstruksi biologis dan ciri primer, sekunder, maskulin, feminin. Konstruksi sosial dan peran citra baku konstruksi agama dan keyakinan,
perubahan ciri dan sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat yang lain.

"Di Kecamatan Wiyung, kesamaan Gender antara Laki-Laki dan Perempuan dalam hal pendidikan sama dan tidak ada perbedaan. Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pun bisa ditekan sedemikian rupa, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada", kata Serma Sugeng Hariyono.

Serma Sugeng Hariyono menambahkan, bahwa ketidak-adilan Gender terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk yang bukan hanya menimpa perempuan saja, tetapi juga dialami laki-laki. Meskipun secara agregat ketidak-adilan Gender dalam berbagai kehidupan ini lebih banyak dialami Perempuan, namun ketidak-adilan Gender berdampak pula terhadap Laki-Laki", urai Babinsa Kelurahan Wiyung Koramil 0832/06 Karangpilang.

Dengan mengangkat isu Gender yang terjadi di masing-masing Kecamatan untuk didiskusikan oleh 1 Team yang berjumlah 10 Orang. Untuk wilayah Kecamatan Wiyung mengangkat isu Gender yang meliputi Pendidikan dan KDRT terhadap Anak," pungkas Serma Sugeng Hariyono (26/10), saat bersama 9 Orang Kader mewakili Kecamatan Wiyung.

Sedangkan pada hari ini Kamis (27/10) dilanjutkan dengan lomba Presentasi Gender di wilayah masing-masing Kecamatan. Oleh karena itu, perjuangan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender perlu diawali dengan peningkatan pemahaman dan kepekaan terhadap masalah-masalah Gender, baik yang terjadi pada kehidupan berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

Salam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

(MCDim0832_Srt Ags)

No comments